Selasa

Paradoks Ber-bank Syariah

Karena boleh ngirim artikel untuk Lomba Blogger iB lebih dari satu, ini adalah tulisan saya yang kedua. Kali ini tentang paradoks yang saya temukan di banyak kesempatan, sebuah kenyataan betulan dan bukan rekaan, yang pada setiap kalinya saya jadi bergumam.."oo..begini tho? makanya bank syariah di Indonesia ga gede-gede..."

Dalam sebuah acara forum diskusi ilmiah tingkat nasional, dengan topik tentang perbankan syariah. Sebagai pembicara adalah wakil dari sebuah bank syariah terkemuka, otoritas pengawas bank, dan wakil dari pimpinan sebuah perguruan tinggi negeri ngetop yang punya jurusan ekonomi syariah. Sang akademisi dengan sangat bersemangat berbicara panjang lebar, mencoba meyakinkan para peserta seminar tentang keunggulan dan kehebatan ekonomi syariah dan perbankan syariah. Bla..bla..bla..(sepeti kata Eko Patrio seperti di acara tivi lomba nyanyi itu). Dan bahwa membesarnya bank syariah akan mendukung stabilitas ekonomi nasional...sistem bank syariah yang berbagi hasil lebih adil... bla..bla..bla. Bersemangat sekali. Di tengah suasana bersemangat itu, tiba2 seorang teman yang duduk di sebelah saya, yang kebetulan bekerja di sebuah bank syariah berbisik.."sstt..perguruan tinggi-nya aja sampe sekrang ga punya rekening bank syariah tu...".

Pada kesempatan lain, saya kebetulan diundang ke sebuah acara yang lebih berkobar-kobar lagi semangatnya. Kali ini seminar mahasiswa yang dimotori oleh sebuah forum studi mahasiswa, topiknya: kehancuran sistem kapitalisme global dan kebangkita sistem ekonomi syariah. Waah hebat banget!! Seminar dibuka oleh sang "presiden" dari organisasi mahasiswa tsb..dan dibuka dengan bersama-sama meneriakkan takbir beberapa kali. Sangat menggugah semangat dan rasa bangga, bahwa kaum muda sudah sangat serius memikirkan soal ekonomi bangsa. Seminar berlangsung meriah. Tanya jawab berlangsung seru, dari yang menggugat sistem ekonomi mainstream saat ini yang dinilai telah gagal...yang menggugat sistem perbankan berbasis bunga...yang menggugat sikap pemerintah yang kurang suportif thd pengembangan ekonomi syariah dan bank syariah..dll..dll. Meriah, bersemangat dan bergelora!..Yang menarik, adalah...ketika salah satu pembicara, dari otoritas pengawas bank, di tengah presentasinya bertanya kepada para hadirin.."Hayo siapa yang sudah punya rekening di bank syariah ??..acungkan tangan.."
.....satu....dua.....tiga....dan tidak lebih dari lima orang yang mengacungkan jari..dari sekian ratus mahasiswa yang hadir...hmmm.....

Dalam sebuah forum diskusi pertemuan antar pakar ekonomi syariah dan perbankan syariah di Jakarta, yang membahas berbagai isu strategis seputar perbankan syariah. Hadir juga seorang narasumber yang sudah sangat terkenal puluhan tahun akan kepakarannya di bidang ekonomi syariah dan perbankan syariah, dan sering menjadi narasumber dalam berbagai events nasional maupun internasional tentang topik tersebut. Diskusi berlangsung sangat menarik, informatif, berkelas, dan mencerahkan.
Lebih menarik adalah ketika honorarium kepada para narasumber akan disampaikan. Teknisnya oleh panitia akan ditransfer ke rekening masing-masing. Dan seorang teman, yang juga panitia acara tersebut, datang ke saya sambil geleng-geleng kepala..."ternyata...si-Bapak itu ga punya rekening bank syariah !!..omg.." ..

Di acara televisi, banyak tokoh besar berteriak-teriak soal ekonomi syariah dan perbankan syariah. Di koran dan media cetak, banyak tokoh menulis tentang perbankan syariah. Di kampanye-kampanye, banyak tokoh dan kandidat bicara soal membesarkan ekonomi syariah dan perbankan syariah....

Tapi apakah kenyataannya seindah lisan dan kata-kata yang dihambur-hamburkan?
Sepertinya soal mengumbar kata-kata tentang hebatnya bank syariah adalah satu soal, sementara untuk menggunakan bank syariah dalam kehidupan sehari-hari..ternyata adalah soal yang lain lagi..yang membutuhkan lebih banyak pertimbangan lain lagi...driving force lain lagi..yang nampaknya lebih dalam dari sekedar jargon dan kata-kata. Sekian.

tulisan ini juga dipost di: http://sketsajanoe.blogspot.com/

Tidak ada komentar: