Rabu

Ikhlas Kita...

Ikhlas adalah meyakini, bahwa semua yang diberikan olehNya adalah yang terbaik untuk kita. Meskipun terlihat pedih dan berat untuk dijalani, tetapi semuanya untuk kebaikan ruh dan jiwa kita. Hamparan kenyataan yang diberikan olehNya adalah jalan terbaik bagi jiwa makhluqNya. Tanpa terkecuali. Maha Suci Gusti Allah yang memelihara alam semesta ini mulai dari alam kecil hingga alam raya yang sebesar2nya.

Keikhlasan kita akan membuka hati kita kepada cahayaNya, yang memancar menerangi relung jiwa kita. Menjadi penerang bagi perjalanan kita dalam melintasi kehidupan ini.
Ikhlas dalam berkehidupan, adalah ikhlas melihat dan menerima semua ketetapanNya. Baik maupun buruk di mata manusia. Semuanya bukanlah percuma, karena semuanya diciptakan Alloh untuk kebaikan yang paripurna buat manusia. Semuanya.

Lupakan Saja...


Kesalahan sebesar apapun janganlah menghalangi dirimu dari berbaik sangka kepadaNya, karena tak ada dosa yang terlalu besar di hadapan keMaha Rahmaan dan RahiimanNya. Jika kita masih mengandalkan amal kita dalam mengharapkan kasihsayangNya, maka kita akan menjadi pesimis dan patah harapan manakala kita berbuat salah sementara amal kita rasanya baru sedikit. Padahal kepadaNya lah kita semestinya bergantung. Karena mengandalkan amal, malah bisa melahirkan rasa kesombongan spiritual. Menyandarkan diri kepada amal dan ketaatan kita yang banyak, malah bisa melahirkan perasaan paling benar dan paling dekat kepadaNya.

Gusti Allah lah yang Maha Berkehendak, dan IA berkehendak memilih siapapun yang IA kehendaki. Kesalahan yang kita alami hanyalah peringatan untuk memperkuat kesadaran kita sebagai hamba yang penuh kelemahan dan kelalaian. Ketersesatan kita adalah pembangkit kesadaran akan kehendak, rahmat, dan kemurahanNya. Kebesaran ampunan Gusti Allah tidak bisa dilampaui oleh seluruh dosa-dosa hambaNya. Ampunan Gusti Allah lebih agung, lebih besar, lebih kinasih pada hamba-hambaNya yang bertobat.

Maka, lupakanlah kesalahan dan ketersesatan di masa lalumu. Menyebut-nyebut suasana musim kemarau di tengah musin hujan, sama halnya dengan musim kemarau itu sendiri. Taubat adalah melupakan dosa-dosa masa lalumu. Bagaimana bisa, hati yang telah dipenuhi oleh asmaNya dan mengingat kasihsayangNya akan mengingat selainNya??...

.

Sabtu

Dalam Pemeliharaan Paripurna

Gusti Allah lah yang telah menciptakan alam semesta ini, mulai dari makhluq yang terkecil hingga yang memenuhi alam raya. IA Maha berkuasa untuk memelihara semuanya sebaik-baiknya, dan ilmuNya meliputi apa-apa yang tampak maupun yang tidak nyata

Gusti Allah lah yang Maha kaya, Yang menjamin rizki semua makhluqNya..bahkan menghidupi semut2 yang engkau temui di kamar mandimu. Apa yang mereka makan dari sana? Mereka terus berkembang biak dari hari ke hari, dari tahun ke tahun, dan sepanjang masa hidupnya...

Gusti Allah memelihara kita. Dalam kebaikan yang paling paripurna. Untuk kebaikan bagi aku, engkau dan semua...


.

Kamis

diam...dan saksikan keindahan...


Sesungguhnya setiap titik pada lintasan hidupmu adalah dalam rencana azaliNya. Setiap lintasan, setiap persimpangan dan persinggungan, adalah dalam kehendak dan rencanaNya yang paripurna. Setiap perjumpaan, kebersamaan, dan perpisahan bukanlah ketidaksengajaan. Takdir kita...adalah hasil dari bertumpuknya ketetapan, yang saling berhubungan dengan sarana sebab akibat. Kita merasa memilih dengan pengetahuan dan akal kita, tapi dalam keMahapengetahuanNya....semua "pilihan" adalah titik semata...

Rencana dan ketetapan-Nya tidak mungkin bisa ditolak oleh siapapun, juga tidak akan bisa dihalang-halangi oleh apapun. Menyerahlah, niscaya engkau akan bisa nyaman beristirahat. Engkau boleh saja menolak adanya malam dan siang, namun malam tetap akan menjelang, meski engkau membencinya, begitu pula siang. Keduanya tetap akan datang bagaimanapun sikapmu. Begitulah takdir akan terus berjalan, suka atau ndak suka.

Jika tiba malam kefakiran, maka terimalah dan ucapkan selamat tinggal kepada siang kekayaan. Jika datang malam kesakitan, maka terimalah dan ucapkan selamat tinggal kepada siang kesehatan. Jika tiba malam yang kau benci, maka terimalah dan ucapkan selamat tinggal pada siang yang kau sukai. Sambutlah malam sakit dan derita, kefakiran, kerendahan dan kehancuran kehormatanmu dengan hati yang lega. Jangan menolak apapun yang telah ditetapkanNya, karena engkau akan binasa, bahkan imanmu akan sirna, hatimu akan kotor ternoda. Jangan memberontak atau meronta, karena nuranimu akan nelangsa.

Memohonlah kepadaNya agar membuat kita ridla dengan keputusanNya dan sabar dengan apa yang kita alami. Penderitaan, kesalahan, dan ketersesatan..adalah jalan sebab kepada rasa butuh kita, sehingga kita mau bertaubat dan berdoa kepadaNya, menangis dan mendamba kedekatan serta perhatianNya. Bersikap tenanglah di hadapan takdirmu.

Diam... Niscaya akan kau saksikan keajaiban-keajaiban terungkap kepadamu. Diam... Maka akan kau saksikan bagaimana Gusti Allah mengubahmu, membolak-balik dirimu... dan mengurai keindahan dari balik semua yg berlaku...

.

Minggu

Perdukunan ga Ilmiah? ...



Perdukunan itu ilmiah ga sih? Jamu-jamu an itu ilmiah ga sih? Pengobatan dari “orang pinter” itu rasional ga sih? Sering sekali kita malah dimarahi dokter, ketika ketauan sudah diam-diam minum “obat cina” untuk mengobati demam berdarah kita. Atau jamu sambiroto untuk diabetes kita. Atau ketauan karena diam-diam minum jamu temulawak yang dibawa oleh Ibu sepuh kita, untuk mengobati Hepatitis. Atau dibawakan saudara kita yang baik hati…sebotol air putih yang katanya oleh-oleh dari Syekh Gurunya untuk menyembuhkan kita. “Itu pengobatan yang tidak ada acuan medisnya !” atau “Aah…itu kan cuma mitos !” atau “Tidak rasional !!...” begitu kata mereka.

Apa sih “ilmiah” itu? Apa sih “rasional” itu? Dalam prakteknya, “ketidakilmiahan” suatu metode ataupun “irasionalitas” suatu teori selalu dikaitkan dengan teori, sistem pengetahuan atau paradigma yang sedang berlaku. Suatu metode seringkali divonis “tidak ilmiah” hanya karena metode tersebut tidak bersesuaian (not conform) dengan teori yang sudah mapan dan diakui umum. Seakan-akan metode,hukum dan teori yang sudah ada merupakan satu-satunya acuan yang mutlak benar yang tidak boleh digugat kebenarannya. Maka berbagai metode pengobatan alternatif misalnya yang menggunakan jamu tradisional, racikan obat cina, herbal, terapi aura ataupun pengobatan dengan mantra/doa pada suku-suku asli pedalaman ditolak oleh ilmu kedokteran modern dan dicap “tidak ilmiah” serta “tidak rasional”. Penolakan yang semata disebabkan oleh ketidaksesuaian metode-metode “aneh” tersebut dengan kerangka dan sistematika Ilmu Penegtahuan yang telah mapan diakui.


Paul Karl Feyerabend (1924-1994), seorang science-philosoper kelahiran Austria, menolak pemikiran yang menyimpulkan bahwa metode ilmiah merupakan satu-satunya cara dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan menentukan kemajuan intelektual kemanusiaan. Menurutnya, tidak terdapat satupun aturan tunggal, sistem maupun hukum perkembangan apapun yang bersifat universal yang dapat menjelaskan seluruh perkembangan ilmu pengetahuan. Setiap ilmuwan memiliki kebebasan kreatif dalam upayanya memahami realitas, bahkan dengan metodologi yang dinilai “tidak ilmiah” ataupun “irasional” sekalipun. Dalam perjalanan sejarahnya ilmu pengetahuan telah diperkaya oleh berbagai metode “tidak ilmiah” dan fakta-fakta yang “tidak rasional” dari herbalism, psikologi, metafisika, keilmuan para “orang pintar”, dukun tradisionil ataupun dukun modern yang sudah beriklan di tivi, dukun beranak, hikmah para sufi, pertapa, dan lain-lain yang semuanya telah memperkaya perspektif kita.

Fakta-fakta yang teramati secara empiris tidak pernah cukup kuat untuk menjadi landasan bagi kita dalam menerima atau menolak suatu teori. Karena metodologi yang kita gunakan selalu terlalu sempit dan mereduksi terlalu banyak segenap kompleksitas realitas yang ingin kita pahami. Sementara itu cakrawala realita sangatlah luas tak bertepi. Dan bentangan Ilmu Pengetahuan bak samudera yang dipenuhi oleh berbagai ide dan teori yang seringkali saling tidak bersesuaian, namun keseluruhannya sesungguhnya membawa kandungan mimpi dan harapan yang sama akan pengetahuan sempurna tentang realita.

“Theories are surrounded by an ocean of anomalies, unless we modify the stern rules of falsification using them only as rule of thumbs, and not as necessary conditions for scientific procedure….that strict falsification would wipe out science as it presently exists, and would never permit it to have come into existence.” (Hickey,Thomas J.,“History of Twentieth Century Philosophy of Science,” Book VI, hal.78, 1995,2005)

Kita dituntut untuk terus membuka dirinya terhadap fakta-fakta, metode, dan teori yang terhampar di sekitar kita. Untuk terus berfikir out of the box. Untuk mencermati fakta-fakta yang secara sepintas dinilai sebagai “tidak ilmiah” ataupun “tidak rasional” dilihat dari kacamata ilmu pengetahuan yang (saat ini) diyakininya. Realitas adalah terlalu kompleks untuk dapat dipahami hanya dengan mengandalkan satu atau dua teori mainstream, karena alam masih menyimpan banyak rahasia baik yang nampak maupun yang tidak dapat diindera. Pengetahuan manusia tentang apa yang ada di dalam dirinya saja, tentang ruh dan jiwa misalnya, masih sangat minim. Apalagi pengetahuan tentang alam semesta jauh di balik bintang sana ataupun di balik dimensi kasat mata. Hanya dengan merendahkan hati untuk menerima keterbatasan pengetahuan yang telah dimilikinya, maka manusia dapat lebih maju dengan menerima pemikiran-pemikiran lain yang berbeda.

Jadi..pilih ke dukun atau minum jamu?....:P