Minggu

Bank Syariah Bukan Barang Impor


Siapa bilang perbankan syariah itu barang import dari negeri seberang? Siapa bilang bank syariah itu sesuatu yang asing yang pada suatu masa mendarat di negeri ini? Coba perhatikan lebih seksama dengan membuka mata hati dan fikiran anda. Dan cermati values proposition dari iB Perbanka Syariah ini..

Bukankah konsep "bagi hasil" sudah dikenal di nusantara ini sejak dahulu kala? Bahkan di masa-masa sebelum masuknya Islam ke negeri ini, semangat berbagi hasil ini sudah ada dan dilaksanakan sebagai sesuatu yang biasa sehari-hari. Nenek moyang kita di pulau Jawa sudah mengenal yang namanya "maro". Para pemilik tanah "berbagi hasil" dengan para saudara dan tetangganya yang mengerjakan tanah. Pemilik tanah punya bentangan tanah kosong yang bisa digarap. Ada tetangga dan saudaranya yang bersedia memberikan tenaga dan keahlian tani untuk mengolah tanah subur itu jadi padi, jagung dan palawija. Hasil panen dijual, dan hasilnya dibagi di antara mereka berdua: 50 prosen untuk pemilik tanah dan 50 prosen untuk petani penggarap. Mereka berbagi hasil...

Nelayan nusantara di sepanjang pantai negeri ini, juga tidak asing dengan istilah "bagi hasil" ini. Sehari-hari dan sudah sangat biasa, juragan yang memiliki banyak perahu meminjamkan perahunya kepada sana saudara atau tetangga untuk melaut mencari ikan. Hasil tangkapannya kemudian dibagi-hasilkan secara adil. Mereka mungkin tidak bisa baca dan tulis (pada saat itu), tapi naluri mereka mengatakan bahwa berbagi hasil adalah wujud rasa empati dan welas asih di antara mereka. Yang punya alat produksi memberi kesempatan kepada yang memiliki skill untuk menggunakan alat produksi itu, dan dua-duanga mendapat manfaat dan untung. Bagi hasil adalah warisan leluhur yang berempati dan welas asih kepada sesama...

Di daerah-daerah lain di nusantara, istilah bagi hasil itu sangat beragam tetapi memiliki semangat yang sama. Maro, mertelu (bagi hasil bertiga), belah pinang, bakongsi, dan lain lain. Semuanya sudah ada di nusantara sejak dahulu kala . Sudah sehari-hari. Sudah biasa. Bagi hasil bukan sesuatu yang alien (asing) bagi penduduk negeri ini.

Jadi, janganlah terlalu silau dan terpukau oleh istilah-istilah yang kedengaran asing dan cangih tentang bagi hasil ini. Jika bank syariah menjual produk-produknya dengan skema bagi hasil tapi dibungkus dengan istilah seperti mudharobah..atau musyarokah..atau ijaroh..yang berbau-bau timur tengah...seharusnya masyarakat jangan kagok atau minder. Itu kan cuma bungkusnya. Tapi isinya dan esensinya mah sudah PUNYA KITA sejak dahulu kala ! :) Sudah ada dan dipakai oleh anak negeri ini sejak zaman kerajaan-kerajaan besar nusantara dan pengaruh asing (termasuk timur tengah) belum mendarat di pantai-pantai negeri ini.

Bagi bank syariah, seyogianya dalam berkomunikasi bisa sadar akan hal ini. Bahwa apa yang mereka jual sekarang ini, sejatinya hanyalah "mengingatkan kembali" bahwa dulu di negeri ini ada konsep kemitraan yang sangat indah yang namanya bagi hasil, maro, mertelu, belah pinang, dan masih banyak istilah lainnya lagi. Dengan kesadaran itu, bank syariah akan bisa berkomunikasi atau berpromosi dengan lebih luwes dan lebih membumi. Musti diingat, bahwa mereka "hanya" ikutan menerapkan konsep kemitraan warisan budaya ke dalam produk-produk iB perbankan syariah. Sehingga konsep komunikasi dan promosi perlu dirancang dengan lebih "berbesar hati" dan "rendah hati" sebagai bentuk "pengakuan" terhadap warisan indah dari leluhur negeri ini..Indonesia!

Jika masyarakat menjadi paham, bahwa apa yang ditawarkan oleh iB perbankan syariah sejatinya adalah sesuatu yang sangat dekat dengan jiwa mereka, bahkan sudah mengalir di dalam darah mereka dan leluhur mereka. Jika masyarakat menjadi paham, bahwa "bagi hasil" bukanlah sesuatu yang asing (alien), bukan barang impor made in timur tengah,...maka akhirnya akan lahir kesadaran bahwa iB perbankan syariah bukan sesuatu yang asing dan bukan impor dari negeri padang pasir. Tetapi adalah bagian dari sejarah kita sendiri...disemangati oleh nilai-nilai luhur empati dan welas asih dari leluhur bangsa ini....dan oleh karena itu iB adalah juga milik ASLI negeri ini!!..

Tidak ada komentar: