Kamis

Islam Yes, Bank Islam..Itung-Itung Dulu aah..

Padahal sudah tujuh belas tahun bank syariah hadir di Indonesia, tapi mengapa share bank syariah masih ga bergerak dari angka dua koma sekian persen? Hiruk-pikuk seminar, diskusi,iklan tivi, eksibisi dan promosi, tapi mengapa jumlah nasabah bank syariah -saya adalah satu di antaranya- baru 5 juta saja? Padahal kalau mau melihat secara mendalam, produk bank syariah tidak kalah banyak dan tidak kalah bagusnya dengan produk bank konvensional.

Padahal di setiap seminar atau di media selalu ditulis,."sebagai negara yang penduduknya mayoritas muslim adalah potensi yang dahsyat bagi bank syariah"...atau.."seratus sekian juta rakyat Indonesia adalah muslim dan potensial sebagai nasabah bank syariah"...atau "indonesia adalah raksasa yang sedang tidur, kita akan menjadi pusat keuangan islam dunia !"..

Padahal sudah tujuh belas tahun omongan itu mengudara bergelembung dan berbusa-busa...dan kenyataannya? Tidak terjadi tuh. Bank syariah tetep kecil. Raksasanya tetep bobo.. Seakan-akan semua angka-angka statistik-demografis kemayoritasan muslim itu tidak memberikan arti apa-apa bagi kemajuan bank syariah. Ada apa ini??...

Barulah saya sedikit mendapat pencerahan, setelah membaca bahan bacaan yang disediakan oleh panitia lomba ini. Ternyata orang islam ga otomatis mau make bank islam (bank syariah), karena ternyata ada alasan2 lain untuk memutuskan apakah mau ke bank syariah atau ke bank konvensional? Pertimbangan-pertimbangan lain. Itung-itungan lain.

Kata bacaan itu, sebenernya ada 5 jenis orang dengan profil yg berbeda-beda dalam ber-banking: orang yang ”pokoknya syariah”, orang yang ikut-ikutan, orang yang ngitung-ngitung mana yang paling menguntungkan buat mereka, orang yang terpaksa, dan orang yang udah terbiasa make bank konvensional. Ndilalah jenis orang yang "itungan" dalam ber-banking katanya paling banyak: kalau ngambil pinjeman di bank konvensional lebih murah daripada di bank syariah, ya dia akan ambil produk bank konvensional. Kalau nabung di bank syariah return-nya lebih tinggi, ya dia akan pergi ke bank syariah. Pokoknya yang paling menguntungkan lah. Jenis org kayak begini ni yang paling banyak....

Nahh..ternyata pembagiaannya ndak bisa dikotomi muslim-non muslim. Sehingga klaim bahwa orang islam pasti mau make bank islam sangat bisa dipertanyaan secara serius. Dan mendasarkan diri kepada pendekatan demografis untuk jualan bank syariah akan menyebabkan industri bank syariah "terjebak" ke dalam strategi promosi yang sebenernya cuma didenger oleh sedikit orang yang "pokoknya syariah". Target market yang lain, yang justru lebih besar jumlahnya, malah ndak peduli. Atau setidaknya cuma mendengar, adem sejenak, tapi ujung-ujungnya ya itung-itungan lagi.

Jika bank syariah tidak pintar-pintar membaca profil target market ini, dan merumuskan strategi promosi yang pas, jelas tidak akan pernah bisa membesarkan pangsa pasarnya. Karena fakta di lapangan berbicara. Penduduk muslim Indonesia sangat unik: Islam Yes, Bank Islam..itung-itung dulu aah...

Tidak ada komentar: