Sabtu

chick lit



Pasar Ngasem, Yogyakarta, Indonesia. Anak-anak ayam ini dibasuh warna-warni pewarna oleh penjualnya, ditaruh di dalam sebuah kotak kardus. Untuk menarik hati anak-anak kecil yang sedang dibawa orangtuanya belanja di pasar ngasem, Yogyakarta.

take me out, ladies....

Di malam-malam akhir pekan kini saya punya hobi baru: nonton acara tivi baru take me out, Indonesia. Setelah semingguan penat dengan urusan yang serius-serius, kini saya bisa bersantai merehatkan fikiran dan berhaha-hihi di depan layar kaca..menyaksikan sebuah dating show yang saat ini sedang menjadi trend baru reality show di negeri ini. Buat anda yang alergi sama hal-hal berbau barang impor kebarat-baratan, jangan khawatir karena acara “biro jodoh” live ini juga menghadirkan nuansa budaya tradisionil nusantara…seperti tari pendet..reog ponorogo..hanoman….plus seorang “ustadz cinta” bagi anda yang membutuhkan rasa “tenang” di hati ketika nonton acara ini. Seorang ustadz beneran…yang bertugas memberi wejangan rohani dan hikmah-hikmah kepada pasangan-pasangan yang berjodoh di acara tersebut…hehe…seru dan lucu :P


Dating show diawali dengan masuknya 30 wanita singles (masih gadis atau widow ataupun single parent) yang semuanya tampil cantik, modis, dan penuh percaya diri. Semuanya bersemangat untuk mencari pasangan dan jodohnya di acara ini…dengan cara memencet (atau tidak memencet) tombol lampu di meja di depannya masing-masing.

Selanjutnya satu-satu pria dihadirkan dari balik tabung bertirai…semuanya ganteng dan bergaya (beberapa juga sangat narsis hehe..) masuk dengan style nya masing-masing. Ada yang bergaya casual, ada yang tampil secara mewah, ada yang pake baju lurik dan blangkon..ada yang ditandu a la raja mesir kuno !! Bebas-bebas saja…untuk menarik hati ketigapuluh peserta wanita. Setiap peserta pria pun diberi kesempatan untuk memperkenalkan dirinya: nama, status, pekerjaan/profesi sehari-hari..

Dan bagian paling serunya adalah: saat peserta wanita menentukan. Mereka yang terpesona pada pandangan pertama..atau tertarik pada penampilan pertama...atau terpikat pada kesan pertama…akan membiarkan lampu mejanya menyala. Turned On. Artinya mereka berminat untuk mengenal si pria lebih jauh. Yang tidak tertarik, akan memencet tombol dan mematikan lampunya. Turned Off. Penonton pun berseru...”waaaahh....” ketika banyak lampu yang masih menyala. Dan berseru ”oooooohhhh.....” ketika banyak lampu dimatikan. Sebagian terbahak. Sebagian merasa kasihan ketika semua lampu ternyata dimatikan....artinya si pria nggak laku. Dari 30 peserta wanita, tidak ada satupun yang berminat mengenalnya. Dan harus pulang tanpa gandengan...(salah satunya ya yg masuk digotong pake tandu a la firaun...dan yg pake lurik plus blangkon itu. Maaf yaa..)

Hmmm.......first impression does matters! Kesan pertama itu ternyata penting lho. Makanya kita sibuk berdandan dan berapih ketika mau bertemu calon mertua. Makanya kita berdandan se-perfect mungkin ketika wawancara kerja. First impression DOES matters!

Hehehe..tiba-tiba saya tertawa geli. Sebuah bayangan gila melintas: jika yang dihadirkan dalam dating show itu adalah iB (ai-Bi) bank syariah…udah kebayang tinggal berapa lampu yg menyala: 1 lampu saja ¡!..omg!...(note: nasabah bank syariah saat ini 5,3 juta orang..dibandingkan dgn nasabah bank konvensional 100 juta..jadinya sekitar 5%-an lah). Dan jika sang single iB dihadirkan berkali-kali episode…hmm….selama 17 tahun episode pegembangan bank syariah selama ini…..lampu yang menyala…ya tetep 1 lampu itu saja! Bank syariah nggak laku-laku!..Omg…..


First impression does matters. Dan inilah kesan pertama bank syariah di mata para peserta (baca: masyarakat umum), yang diambil dari dokumen resmi hasil survei otoritas perbankan indonesia (dibahasakan ulang disini):


• Bank Syariah? Untuk orang yang mau naik haji saja…
• Bank Syariah kan untuk orang muslim saja…
• Produk bank syariah? ya cuma ada tabungan bagi hasil saja
• Bank Syariah? “Syariah” bangett ssiih?..jadi takuut…(sangat menekankan simbol-simbol keagamaan)…bukan gue bangett….
• Pinjamannya tanpa bunga, tapi ya sebenernya sama lah dengan bank konvensional…cuma beda istilah aja….
• Kebanyakan pake istilah-istilah arab..ribett...ga ngertiiii...
• Jaringannya terbatas, susah nyari kantornya...
• Fasilitas layanan sering ga bisa dipake...cuma bisa buat nge-check saldo..teller-nya luamaa banget servicenya....susah ngambil duitnya...

Wadoooh!...Ditambah lagi dengan kesan pertama yang tertangkap di kalangan masyarakat yang sudah pernah saya ceritakan di artikel saya dulu ”Yang Ringan dan Lucu (Sedikit Lucu)”..

Lengkap sudah first impression tentang iB (ai-Bi) bank syariah ini...Ga heran meski sudah ditampilkan berkali-kali (17 tahun episode)...cuma satu lampu yang nyala. Ibarat komentar mencemooh seorang peserta wanita terhadap sang pria yang bergaya firaun, lengkap dengan asesoris2 emas imitasi dan kostum sinetronnya, masuk dengan ditandu 4 orang ”budak2nya”......”omg..you are too much!...” (lebayy)

and you are turned OFF ......maaf yaa...

Tulisan ini juga diposting di iB Blogger Competition di Kompasiana.

..