Minggu

Mau Sejahtera?: a Marxist View


Karl Marx (1818-1883) mengajukan solusi bagi penderitaan dan keterasingan manusia. Dalam bukunya ini, The Economic and Philosophical Manuscripts of 1844, Karl Marx untuk pertama kalinya menorehkan pisau bedah analisisnya terhadap fenomena political economy pada tahun 1844 di Paris, yang dituangkannya ke dalam naskah Okononisch-philosophisce Manuskripte yang kemudian juga dikenal sebagai Naskah-Naskah Paris. Inilah pemikiran pertama Karl Marx tentang fenomena ekonomi dari sudut pandang dialektika-materialis, yang nanti akan menjadi landasan berfikirnya dalam menghasilkan buku-buku lainnya seperti The German Ideology (1846), A Contribution of the Critique of Political Economics (1859) dan akhirnya karya utamanya yang sangat terkenal Das Capital (1867).

Dalam buku ini, ia membongkar betapa kepemilikan pribadi (private property) adalah sebagai penyebab segala penderitaan manusia terutama buruh dan pekerja. Untuk kemudian menyimpulkan, bahwa penghapusan hak kepemilikan pribadi tersebut dan meleburnya ke dalam semangat komunal adalah satu-satunya jalan menuju pembebasan manusia.

“The abolition of private property is therefore the complete emancipation of all human senses and qualities..”

Melalui naskah Paris 1884 ini, yang terbagi ke dalam tiga manuskrip, Karl Marx menyampaikan analisisnya tentang penderitaan manusia berupa keterasingan (estrangement) dalam sistem ekonomi kapitalis, dan bahwa kepemilikan pribadi (private property) merupakan sumber penyebab keterasingan tersebut sehingga harus dihapus dalam rangka menghilangkan penderitaan manusia. Hanya di bawah sistem komunis, manusia akan menemukan kembali kemanusiaannya secara sempurna dan kekuasaan uang atas kemanusiaan akan dapat dilenyapkan.

Dalam manuskrip pertama, Karl Marx menganalisis secara sangat mendalam dan filosofis tentang hakikat manusia dan bagaimana manusia seharusnya diperlakukan dalam sebuah sistem ekonomi dan produksi. Dengan sangat tajam Karl Marx menunjukkan, bahwa di bawah sistem ekonomi kapitalis manusia mengalami empat jenis keterasingan yaitu: keterasingan manusia dari pekerjaanya, keterasingan manusia dari produk hasil pekerjaannya, keterasingan manusia dari identitas kemanusiaannya (species-being), dan keterasingan manusia dari manusia lainnya. Lebih jauh lagi, Marx bahkan menyimpulkan bahwa tujuan akhir dari sistem ekonomi kapitalis pada akhirnya adalah penderitaan manusia.

“Since, however, according to Smith, a society is not happy, of which the greater part suffers –yet even the wealthiest state of society leads to this suffering of the majority- and since the economic system (and in general a society based on private interest) leads to this wealthiest condition, it follows that the goal of the economic system is the unhappiness of society.”

Bagi mereka yang sedang gandrung (bahasa Jawa: jatuh cinta) dengan segala hal yang bernuansa ekonomi kerakyatan atau ekonomi wong-cilik atau perjuangan kelas buruh dan pekerja atau marhaen atau proletariat, maka buku ini menjanjikan pengobatan bagi hati yang sedang menderu-deru. Memang diperlukan keseriusan dalam membacanya, karena tulisan Karl Marx ini sangat mendalam secara filosofikal terutama saat ia membedah persoalan tentang siapa manusia dan hubungannya dengan pekerjaan, kepemilikan tanah serta modal. Bagi mereka yang tidak terbiasa membaca literatur-literatur falsafi, maupun mereka yang sekedar mencari bacaan ringan, tentu akan merasa sedang mengarungi samudera dengan gelombang demi gelombang yang sangat sukar untuk dilewati saat membaca buku ini.

Namun kesulitan perjalanan itu akan menjadi pengalaman yang sangat berharga, karena di akhirnya ketika menyelesaikan membaca buku ini –meski dengan sangat perlahan- dan memahami bagian demi bagiannya, akan memberi anda pemahaman yang sangat mendasar tentang inti pemikiran Karl Marx. Pemikiran Marx yang nantinya akan menjadi benih bagi banyak perjuangan kelas buruh dan pekerja di seluruh dunia, serta cikal-bakal bagi lahirnya salah satu ideologi paling berpengaruh di berbagai belahan dunia: komunisme.

.

Tidak ada komentar: