Selasa

Bank Syariah...dipiiliih...diipiliiih.....

Dagangan apa yang sekarang ini paling laku dijual? Ekonomi syariah dan perbankan syariah! Apakah karena momennya memang pas, dimana banyak orang sedang mencari-cari sistem perbankan alternatif yang lebih tahan banting dalam hempasan badai krisis keuangan global? Atau semata karena rasa emosional/sentimen keagamaan dari masyarakat negeri ini, saat ini sedang disentil dan dielus-elus oleh orang-orang yang pingin memperoleh simpati. Entah demi tujuan-tujuan ekonomi, uang…ataupun untuk tujuan kampanye politik, kekuasaan.

Tapi sebenernya apa sih yang mereka jual? Apakah cuma sekedar jualan jargon dan simbol-simbol hanya untuk membeli hati? Sebenernya apa sih kelebihan dari bank syariah? Sehingga ia pantas dijadikan sebuah “isu strategis” yang harus dibicarakan di antara isu-isu strategis lainnya. Jangan-jangan, yang teriak-teriak jualan bank syariah di berbagai forum dan media itu malah ga ngeh tentang…apa sih bagusnya barang yang ia jual?....

Pertama: Dengan sistem bagi hasilnya, bank syariah sejatinya mengangkat kembali keluhuran kultur anak negeri ini. Re-inventing the heritage. Sistem bagi hasil sudah dikenal di nusantara bahkan sejak pra kedatangan Islam. Istilah maro, mertelu, belah pinang, bakongsi, mencerminkan kultur luhur kebersamaan, welas asih dan keadilan. Semakin banyak masyarakat menggunakan bank syariah, maka nilai-nilai luhur bangsa ini semakin dihidupkan kembali. Lihat tulisan saya sebelumnya: “Bank Syariah Bukan Barang Impor”.

Kedua: Bank syariah merekatkan kembali aktivitas pasar keuangan dengan kegiatan ekonomi riil, sehingga mengobati masalah de-coupling economy. Setiap uang yang dikeluarkan oleh bank syariah harus digunakan untuk membiayai sektor riil produktif. Tidak boleh diputar-putar saja di sektor finansial. Dengan demikian, maka membesarnya pasar keuangan selalu merupakan cermin sempurna dari membesarnya kegiatan produksi di sektor riil. Tidak terjadi ekonomi gelembung (bubble economy) yang sewaktu-waktu bisa pecah menggoncang perekonomian.

Ketiga: Harmonisasi antara kedua pasar tersebut (sektor keuangan dan sektor riil) akan mencegah terjadinya ekses likuiditas, karena likuiditas yang mengalir dalam perekonomian adalah sesuai dengan kebutuhan transaksi yang benar-benar riil. Tidak ada penumpukan likuiditas secara permanen yang hanya berputar-putar di instrumen keuangan, sementara sektor riil lebih membutuhkannya.

Keempat: Bank syariah tidak boleh membiayai bisnis spekulatif, misalnya untuk kegiatan spekulasi valas. Dengan membesarnya share bank syariah dalam perekonomian, maka pergerakan harga benar-benar akan merupakan cermin sempurna dari interaksi supply-demand barang yang benar-benar riil. Dalam lanskap ini tidak diperbolehkan pembiayaan bagi aktivitas-aktivitas spekulatif maupun penumpukan (hoarding), sehingga meningkatkan prediktibilitas pergerakan inflasi.

Ahh..seandainya mereka tahu bagusnya dagangan yang sedang mereka jual ini…mereka pasti akan berteriak-teriak lebih lantang lagi. Bukan hanya supaya pingin dapet suara, tetapi karena bank syariah memang bagus punyya!.. ayoo..dipiliih…dipiliiih !!....:)

..

Tidak ada komentar: