Senin

The God Particle...


Rabu sepuluh september dua ribu delapan. Dua partikel proton mulai ditembakkan ke dalam lintasan akselerator partikel terbesar di dunia, the Large Hadron Collider (LHC) di markas besar the European Organization for Nuclear Research (CERN) di perbatasan Swiss-Perancis dekat Geneva. Umat manusia menyaksikan satu lagi momen bersejarahnya, dalam memacu kemampuan rasio dan akalnya untuk menapaktilasi eksistensinya di alam semesta ini. Dari mana ia berasal? Ada apa sebelum semua ada? Bagaimana semua meng-ada?

Satu bulan ke depan, dua proton tersebut akan bertubrukan satu sama lain pada kecepatan 99,999999% kecepatan cahaya...mencapai kondisi sebagaimana momen pada seper-10-pangkat-36 detik paska Ledakan Besar semesta (the Big Bang)....dan (diharapkan) akan terciptalah dari tumbukan tersebut partikel azali pembuka semua materi: Higgs Boson. Yang dengannya segala potensi materi diberinya dimensi keluasan (massa, mass) sebagai salah satu unsur eksistensi. Yang hanya dengannya, segala potensi wujud yang selama ini tersembunyi...tiba-tiba menjadi memateri.

Berdasarkan teori asal-usul temporal, alam semesta ini lahir 13 miliar tahun yang lalu diawali dengan sebuah Ledakan Besar semesta (Cat: teori lain yang lebih spekulatif tentang penciptaan semesta adalah Quantum Cosmology by Stephen Hawking..sebuah teori yang tidak membutuhkan sebuah ledakan sbg syarat penciptaan). Sepermiliar-miliar detik kemudian, Higgs Boson yang terlahir dari Ledakan Besar akan memberikan massa untuk pertamakalinya kepada partikel-partikel fundamental penyusun materi, yaitu quarks, protons dan neutrons pada momen satu detik paska Big Bang setelahnya. Proses pembentukan materi apapun juga...atom, unsur-unsur dasar, anti materi, bintang, black holes, galaksi....mengikuti dan akan berlangsung selama jutaan dan miliaran tahun. Delapan miliar tahun kemudian, tata surya kita barulah terbentuk.

Bagi para ilmuwan, kehadiran Higgss Boson akan menjadi bukti tentang kemampuan sains dalam menjawab berbagai pertanyaan tingkat tinggi tentang fundamen alam semesta di mana kita –manusia- menjadi bagian di dalamnya. Asumsi dasar dari sains adalah, bahwa the world is both rational and intelligible (dunia adalah sekaligus rasional dan inteligibel), sbgmn diungkapkan oleh P.Davies (born 1946) –seorang physist kelahiran Inggris – dalam bukunya The Mind of God (1992). Alam semesta bukanlah sebuah semesta chaotic. Alam semesta tersusun dari banyak tingkat dan lapisan, yang keseluruhannya saling mendukung saling terkait melalui ikatan hukum-hukum yang bisa dipahami oleh rasio. Termasuk juga proses penciptaan semesta, yang dimulai dari sebuah Ledakan Besar dan bagaimana materi-materi mewujud dan terbentuk, pembentukan galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya dan manusia….semuanya bisa dilacak oleh sains utk menjawab pertanyaan “bagaimana semua itu bisa terjadi ?”…

Bagi para ilmuwan yang beriman, kehebatan sains justru menjadi jembatan penghubung antara rasionalitas manusia dengan keimanan akan kehadiran Tuhan. Jembatan ini adalah rasionalitas alam semesta…..terungkapnya hukum-hukum alam yang mengatur semesta kecil (mikrokosmos) maupun semesta besar (makrokosmos). Dan dalam ketakjuban terhadap kesempurnaan “jaring-jaring matematis semesta”, seseorang kemudian mampu melompat dari tepian terjauh rasionya, mencapai tataran keimanan.

Dalam penemuan partikel Higgs Boson nanti, merekalah yang pertamakali akan berseru bahwa inilah partikel azali…yang dengannya untuk pertamakali Tuhan memperlihatkan diriNya...dalam penampakan alam semesta. Yang dengan tampaknya alam semesta, Tuhan ingin "ditemukan" oleh kita. Sebagaimana harta karun yang selama ini tersembunyi dalam misteri "ketidakhadiran"Nya, yang kini jejak-petunjukNya bertaburan di setiap butir materi semesta! Higgs Boson....The God Particle !..

Bagi ilmuwan lainnya, ini hanya sebuah bukti lain tentang kemandirian dan inteligensi alam semesta dalam menciptakan dirinya sendiri. Tak lebih dari itu.

..

Tidak ada komentar: